Kamis, 18 Maret 2010

Pelan Pelan Saja by Kotak

[intro] C F

C Em F G
ku tahu kamu pasti rasa
C F G
apa yang ku rasa
C Em F G
ku tahu cepat atau lambat
Am Dm G
kamu kan mengerti

C Em F G
hati bila dipaksakan
C F G
pasti takkan baik
C Em F G
pantasnya kamu mencintai
Am Dm E Am
yang juga cintai dirimu
F G
cinta kamu



[chorus]
F G C
lepaskanlah ikatanmu
Dm G C Em
dengan aku biar kamu senang
F G C Am
bila berat melupakan aku
F Dm C
pelan-pelan saja


C Em F G
tak ada niat menyakiti
C F G
inilah hatiku
C Em F G
pantasnya kamu mencintai
Am Dm E Am
yang juga cintai dirimu
F G
cinta kamu

[chorus]
F G C
lepaskanlah ikatanmu
Dm G C Em
dengan aku biar kamu senang
F G C Am
bila berat melupakan aku
F Dm C
pelan-pelan saja

[solo] Am G F E
Am G F E
Am G F

Dm G C
pelan-pelan saja


[chorus]
F G C
lepaskanlah ikatanmu
Dm G C Em
dengan aku biar kamu senang
F G C Am
bila berat melupakan aku

Dm Em F
pelan-pelan saja
Dm G C
pelan-pelan saja

[ending] C F C

F C
pelan-pelan saja

DOWNLOAD LAGU

Baca selengkapnya...

Kamis, 11 Maret 2010

Ar Rahman

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya
Dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama
Dan hatimu masih terasa pedih..
Allah SWT sudah menghitung air matamu.

Ketika kau fikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu
Dan waktu berjalan begitu saja..
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.



Ketika kau fikir bahwa kau sudah mencoba segalanya
Dan tak tahu hendak berbuat apa lagi..
Allah SWT sudah punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak menjadi masuk akal
Dan kau merasa tertekan..
Allah SWT dapat menenangkanmu.

Ketika kau merasa sendirian
Dan teman2mu terlalu sibuk untuk menelepon..
Allah SWT berada disampingmu.

Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang..
Allah SWT mempunyai cinta kasih yang lebih besar dari segalanya
Dan Dia telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.

Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang, namun kau tahu cintamu tak terbalas..
Allah SWT tahu apa yang ada didepanmu
Dan Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.

Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan..
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan..
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur..
Allah SWT telah memberkahimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban..
Allah SWT telah tersenyum kepadamu.

Ketika kau memilki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi..
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat dimanapun kau
Atau kemanapun kau menghadap..
Allah SWT Maha Mengetahui.

Baca selengkapnya...

Aku Ingin Bersedekah

Di Bontang, Kalimantan Timur ada sebuah perusahaan kaya raya dengan fasilitas yang luar biasa bagi karyawannya. Penghasilan para pegawainya berlipat-lipat dibanding dengan perusahaan swasta maupun nasional lainnya. Tunjangan berupa rumah,mobil,pendidikan anak bahkan makan pun diberikan. Beberapa kali saya berkunjung ke sana maka saya hanya berkomentar, "Betapa beruntungnya mereka yang tinggal dan bekerja di tempat ini!" Mereka hidup di sebuah komplek yang terisolir dari dunia Bontang.


Pagar-pagar mereka kokoh berdiri dan lengkap dengan petugas keamanan yang membuat komplek perumahan itu terisolir dari dunia luar. Penghasilan besar yang mereka dapat, -mungkin sebab sulit untuk mendapatkan mustahik-, maka kewajiban zakat dan sedekah pun barangkali tak tersalurkan. Namun meski demikian hal yang menjadi hak Alloh adalah tetap menjadi hak-Nya. Dimana suatu saat Dia pun akan menagihnya.

Sore itu saya diminta bersilaturrahmi dengan sebuah majlis taklim kaum ibu di sana. Tema yang diminta membuat saya berpikir keras untuk mencari referensinya. BEROBAT DENGAN SEDEKAH!!! "Darimana saya harus memulai...?" saya membatin.

Alhamdulillah atas izin Alloh SWT ceramah pengantar yang saya berikan terasa nikmat.Jangankan untuk mereka kaum ibu yang mendengarkannya, saya sendiri saja merasakan kenikmatan itu. Rupanya Alloh SWT memberi keberkahan pada majlis kami saat itu.

Tanpa terasa saya dapati beberapa 'ilmu ladunni' yang Allah berikan. Sehingga saya belajar saat mengajar. Menjadi mengerti bersama orang-orang yang mencari pemahaman.
Alloh mewariskan ilmu yang diketahui seseorang, asalkan ia mengamalkan ilmu yang sudah pernah ia ketahui. (Muhammad Saw)

Usai pembicaraan kurang lebih sekitar setengah jam, maka saya menawarkan kepada peserta majlis untuk bertanya dan berdialog. Di sana rupanya ada seorang ibu berusia lebih dari 40 tahun, sebutlah namanya Reni. Tiba-tiba ia mengacungkan tangan dan
ternyata ia bukan hendak bertanya akan tetapi ia ingin berbagi pengalaman kepada
semua peserta yang hadir. Reni pun memulai kisahnya:

Kira-kira 17 tahun yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Alloh Swt menakdirkan bahwa Reni keguguran. Maka dari Bontang, ia pun diantar oleh suaminya pergi ke Balikpapan dengan pesawat untuk berobat ke seorang dokter terkenal di sana bernama Yusfa. Akhirnya Reni dikuret rahimnya.

Sepulangnya dari Balikpapan, Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar darah dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin. Apalagi bila ia bangun
tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah darah. Ia panik dan kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi ke Balikpapan bersama suaminya untuk berobat ke dokter Yusfa.

Sayangnya sang dokter tidak mengerti sebab pendarahan hebat ini. Maka yang terjadi adalah kali itu Reni dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah yang dirasakan Reni! Namun pendarahan itu masih tetap saja terjadi, padahal hampir setiap dua hari sekali Reni dan suami terbang Bontang-Balikpapan untuk mengkonsultasikan penyebab pendarahan ini. Namun tindakan yang diambil oleh dokter Yusfa hanyalah mengkuret rahim Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan Alloh SWT atas musibah ini.

Kejadian ini berlangsung cukup lama. Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah tangga tak terurus, uang tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang sebab harus sibuk mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang sedang Alloh SWT timpakan kepada Reni dan suaminya.
Reni & suami terus berdoa kepada Alloh SWT agar diberi jalan keluar dari masalah ni.

Hingga akhirnya Alloh SWT pun mendengar dan mengijabah doa mereka Hari itu Reni dan suami hendak terbang ke Balikpapan untuk berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Namun da suara hati yang berbisik pada diri Reni. Ia bawa sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan ia niatkan untuk bayar biaya pengobatan, akan tetapi ada sebuah cita-cita mulia di sana yang ingin ia wujudkan. Cita-cita itu adalah, "AKU INGIN BERSEDEKAH!" Sejumlah uang itu pun ia masukkan ke dalam tas tangan yang Reni bawa.

Pesawat telah membawa Reni dan suaminya pergi menuju Balikpapan. Setibanya di bandara Sepinggan, Balikpapan Reni berjalan tertatih dipapah oleh sang suami. Dengan susah payah, Reni pun akhirnya tiba di dalam ruang bandara. Di dalam hati Reni berdoa kepada Tuhannya, "Ya Alloh, datangkan untukku seorang pengemis yang bisa menerima sedekahku. Izinkan aku untuk bersedekah di hari ini!".

Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat berharap
untuk bisa bersedekah kali itu.
Pintu keluar bandara sudah dilalui oleh Reni dan suami. Subhanallah, tiba-tiba ada seorang pria berpakaian lusuh menyapa Reni dan menjulurkan tangan tanda minta sedekah. Reni bergembira dan yakin bahwa inilah ijabah doa dari Alloh SWT. Tanpa banyak berpikir, ia merogoh tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah disiapkan ia berikan ke tangan pengemis itu. Maka pengemis dan suami Reni melongo melihat jumlah uang yang Reni sedekahkan. Reni pun melanjutkan langkahnya bersama suami dan kemudian mereka masuk ke dalam sebuah taksi untuk pergi ke rumah sakit tempat dokter Yusfa berpraktek.

"Untuk pa uang sebanyak itu kau sedekahkan?!" tanya sang suami. Reni menjawab dengan akin, "Boleh adi dengan sedekah itu Allah Swt menyembuhkan penyakitku, Pa!" Mendapati jawaban seperti itu suami Reni tidak banyak mendebat. Memang di saat-saat seperti ini, hanya pertolongan Alloh saja yang dapat menyelamatkan mereka.

Seperti kali sebelumnya, tidak ada jawaban positif dari dokter Yusfa atas penyebab pendarahan yang keluar dari qubul Reni. "Hingga saat ini, saya belum tahu pasti apa penyebabnya" jelas dokter Yusfa. Maka Reni dan suami pun kembali ke Bontang tanpa hasil memuaskan. Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni hanya bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Alloh SWT tetapkan pada dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat masakan ringan. Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di perutnya dan ia pun ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu seperti tak terkendali.... Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia tak kuasa menahannya. Atas izin Alloh SWT ia kini sudah berada di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja yang sempat ia buka, sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya ada segumpal daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia tidak mau buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang membuat Reni terdesak untuk buang air.

Merasa aneh dengan segumpal daging itu, maka Reni mengambil sebuah kantong plastik kecil dan memasukkannya ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa ia harus menanyakannya kepada dokter Yusfa tentang benda aneh ini. Pagi itu adalah jadwal Reni berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Ia seperti biasa pergi ke Balikpapan didampingi oleh suaminya. Konsultasi kali itu, seperti biasa tidak memberikan perkembangan ke arah positif sama sekali. Hampir saja Reni putus asa dengan keadaan ini. Namun tiba-tiba ia teringat akan kejadian aneh kemarin pagi.
Lalu ia pun merogohkan tangannya ke dalam tas dan mencari-cari plastik kecil berisi segumpal daging penuh darah. Ia keluarkan plastik kecil itu dan ia sodorkan kepada dokter Yusfa. Kejadian aneh kemarin pagi itu diceritakan oleh Reni kepada dokter Yusfa. Dokter Yusfa menerima plastik berisikan benda aneh itu. Dahinya berkerut tanda bahwa ia berpikir keras tentang benda ini. Dan beliau pun berkata, "Ibu dan bapak mohon tunggu sebentar di sini. Saya akan pergi ke laboratorium untuk memeriksakan hal ini!"

Saat dokter Yusfa pergi meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya berharap bahwa dokter Yusfa akan datang membawa sebuah berita gembira untuk mereka. Kira-kira 20 menit kemudian dokter Yusfa datang sambil berlari. Ya berlari, bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter pun berteriak dengan nada keras, "Alhamdulillah bu Reni.... Alhamdulillah....!!! Saya baru mengerti rupanya pendarahan selama ini disebabkan kanker rahim yang ibu alami... dan benda ini adalah kanker rahim tersebut. Cuma saya hanya mau bertanya bagaimana cara kanker ini bisa gugur dengan sendirinya...?!"

Subhanalllah.... rupanya penyebab pendarahan hebat selama ini adalah sebuah kanker yang tidak dapat terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter Yusfa tak mampu dijawab langsung oleh Reni. Namun Reni hanya mampu bersyukur kepada Alloh bahwa akhirnya pertolongan itu datang juga untuknya setelah penantian yang cukup lama. Akhirnya pendarahan pun terhenti begitu saja, dan rupanya pertolongan Alloh SWT tiba setelah Reni bersedekah dengan sejumlah harta yang sudah ia cita-citakan.

"Sembuhkan penyakit kalian dengan cara sedekah. Lindungi harta yang kalian miliki dengan zakat." HR. Baihaqi Sedekah sungguh sebuah perkara yang mengagumkan. Apakah anda pernah mengalaminya?!
Salam,

Bobby Herwibowo
Baca selengkapnya...

Bisnis active income atau passive income


Hallo, apa kabar Anda hari ini? Semoga sukses selalu.
Melalui email ini, kami menawarkan kesempatan berbisnis dengan sistem pemasaran jaringan karena bisnis ini memiliki keunggulan yang dapat mendatangkan penghasilan bagi yang Anda.

Kenapa Bisnis Pemasaran Jaringan Lebih Unggul?

"KEUNGGULAN BESAR bisnis pemasaran jaringan adalah Anda tetap bisa bekerja dan sekaligus membangun bisnis sendiri secara paruh waktu. Investasi dan resikonya juga jauh lebih KECIL serta tersedia pendidikan dan dukungan yang membimbing Anda meraih kesuksesan. Selain itu, sistem pemasaran jaringan adalah PIRAMIDA TERBALIK sehingga puncak sistemnya terbuka bagi siapa saja. Tidak seperti sistem korporat tradisional yang berbentuk piramida, yang hanya mengijinkan satu orang mencapai puncak perusahaan". (Robert T. Kiyosaki, "Rich Dad's The Businees School For People Who Like Helping People").


Bisnis network marketing atau pemasaran jaringan ternyata memiliki BANYAK keunggulan besar. Bahkan penulis buku terkenal "Rich Dad Poor Dad", Robert T. Kiyosaki, meruntuhkan prasangka banyak orang selama ini yang menganggap bisnis pemasaran adalah bisnis bersistem piramida yang hanya menguntungkan orang yang berada di puncak bisnis tersebut.

Dalam bukunya, "Rich Dad's The Business School For People Who Like Helping People" Kiyosaki justru menyatakan sistem pemasaran jaringan adalah piramida terbalik. Artinya, fokus utama bisnis ini adalah membawa makin banyak orang di kuadran business owner menuju puncak atau dengan kata lain puncak sistem terbuka bagi siapa saja.

Sebaliknya, sistem korporat tradisional yang selama ini kita kenal, justru adalah perusahaan dengan sistem piramida. Dalam bisnis tradisional ini, fokusnya adalah memiliki para karyawan (employee) dan orang yang bekerja sendiri (self-employee) untuk bekerja pada mereka. Dan sistem ini hanya mengijinkan satu orang saja mecapai puncak perusahaan. Sedangkan pada sistem pemasaran jaringan, yang menjadi salah satu kelebihannya adalah Andalah yang akan menciptakan aset. Yaitu, para pemilik bisnis itu sendiri(business owner). Yang lain bekerja di bawah Anda dan tugas mereka kemudian adalah menciptakan para business owner lainnya bekerja di bawah mereka.

Karena itu, Kiyosaki menganjurkan kepada semua karyawannya untuk mempertimbangkan pemasaran jaringan sebagai bisnis paruh waktu mereka, sementara mereka juga bekerja pada bisnisnya secara purnawaktu.

Hal ini berarti bisnis pemasaran jaringan mengijinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya berada di dalam kuadran B (business owner), sekaligus juga berada di kuadran E (employee). Kuadran B ini sering disebut-sebut Kiyosaki di seri buku-bukunya terdahulu sebagai kuadran yang bisa membawa orang menjadi ultrakaya.
Untuk menjadi orang yang ultrakaya, menurut Kiyosaki, seseorang harus terlebih dahulu berada di kuadran B (business owner) dan I (investor). Namun biasanya hanya orang-orang kaya sajalah yang bisa berada di kuadran I. Karena untuk memperoleh investasi terbaik dibutuhkan uang yang sangat banyak. Sedangkan untuk berada di kuadran B, seseorang harus memiliki modal yang besar, dasar karakter dan kecerdasan emosional yang sangat bagus.

Artinya jika seseorang ingin berpindah dari kuadran E menuju kuadran B, maka dia membutuhkan perubahan secara mental, emosional, fisik dan spiritual. Karena itulah, Kiyosaki menyatakan mengapa rancangan pendidikan sebuah perusahaan pemasaran jaringan lebih penting dibandingkan produk dan rancangan kompensasinya.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan Kiyosaki terhadap pebisnis-pebisnis sukses, faktor karakter dan kecerdasan emosional adalah faktor utama kesuksesan mereka. Begitu mereka memiliki kareakter sebagai orang sukses, maka kesuksesan bisnis datang dengan sendirinya. Karena itulah, Kiyosaki menyarankan orang untuk memasuki bisnis pemasaran jaringan yang menyediakan pendidikan yang bagus untuk mengembangkan kecerdasan emosional, sekaligus keahlian bisnis Anda.

Di samping itu, bisnis jaringan juga mendidik orang yang bergabung dengan mereka untuk menjadi pemimpin. Nilai kepemimpinan inilah yang dinilai Kiyosaki begitu sangat berharga dalam menjalankan sebuah bisnis. Namun selain itu, Anda akan didampingi mentor yang akan selalu membimbing Anda, sehingga Anda tidak akan pernah merasa sendirian dalam menjalankan bisnis ini.

Berubahnya Aturan Dunia

Selain kelebihan pendidikan pembangunan karakter dan kecerdasan emosional, kelebihan lainnya dari bisnis pemasaran jaringan ini adalah investasi dan resikonya LEBIH KECIL dibandingkan bisnis tradisional. Karena, seperti Kiyosaki saja harus menghadapi kegagalan dua kali dan kerugian ratusan ribu dollar sebelum memperoleh kesuksesan seperti sekarang.

Namun, Kiyosaki mengingatkan untuk BERHASIL di bisnis pemasaran jaringan ini, sebaiknya motivasi utama bergabung dengan bisnis ini adalah untuk membantu diri sendiri sebagai ALASAN PERTAMA dan membantu orang lain sebagai ALASAN KEDUA.
Karena menurut Kiyosaki, kebanyakan orang bergabung hanya untuk mencari uang. Dan kalau mereka tidak mendapatkan uang dalam beberapa bulan atau tahun pertama, mereka menjadi patah semangat, berhenti dan sering kali menyebarkan kejelekan tentang industri pemasaran jaringan.
Kiyosaki juga membantah...
"Keunggulan bisnis ini tidak diukur dengan seberapa banyak uang Anda peroleh, tetapi berapa banyak orang yang Anda bantu dan berapa banyak hidup orang yang Anda ubah. Karena memang ironinya, semakin banyak orang yang Anda bantu mengubah hidupnya, Anda semakin kaya."

Salah satu teori yang mendukung keunggulan bisnis pemasaran jaringan ini adalah HUKUM METCALF yang diciptakan oleh Robert Metacalf, pencipta ethernet (sebuah sistem dalam jaringan komputer)

Hukum ini berbunyai :

Nilai ekonomis sebuah jaringan = (Jumlah Pengguna)2

Dalam sebuah perumpamaan yang sederhana, jika di dunia ini terdapat hanya satu buah telepon maka tidak ada nilai ekonomis pada telepon tersebut. Namun jika ada 2 telepon, menurut Hukum Metcalf nilai ekonomisnya menjadi pangkat 2. Dan bila ada telepon ketiga, maka nilai ekonomis jaringan itu sekarang 9. Artinya, nilai ekonomis sebuah jaringan nilai menurut DERET UKUR, bukan deret hitung. Dan inilah yang menjadi kekuatan dan nilai bisnis jaringan.

Namun, dari semua keunggulan tersebut, yang paling mengejutkan adalah prediksi diungkapkan oleh Kiyosaki dalam bukunya "Rich Dad's The Business School For People Who Like Helping People". Kiyosaki memprediksikan kemungkinan kuat pasar saham Amerika Serikat akan kolaps, kalau tidak terjadi lebih cepat. Tahun 2010 merupakan tolok ukur, karena di tahun tersebut para generasi baby boomers akan mulai pensium di Amerika. Ketika itu terjadi, kemungkinannya adalah pasar saham akan mulai mengempis.

Mengapa pasar saham akan mengalami pengempisan? Ledakan pasar saham sejak tahun 1990 hingga 2010 digerakkan para boomers yang membelanjakan uang mereka selama masa penghasilan puncak dan menaruh uang dalam pasar saham untuk pensiun. Pada tahun 2010, peningkatan pesat itu kemungkinan akan berhenti. Ini artinya, para boomers tersebut akan kehilangan mimpi mereka terjamin secara finansial selama pensiun. Sementara itu juga, dibutuhkan waktu sekitar 25 tahun memulihkan pasar saham.

Kejatuhan ini pun akan segera membawa efek snow balis berupa kebangkrutan sehingga makin banyak orang takut diberhentikan dari pekerjaan mereka. Pada saat itulah, makin banyak orang yang sadar bahwa Era Industri telah BERLALU dan aturan dunia sudah BERUBAH untuk selama-lamanya.

Pada Era Industri, aturannya adalah Anda bekerja keras dan PERUSAHAAN serta pemerintah yang akan mengurus Anda. Sedangkan pada Era Informasi, aturannya adalah Anda akan mendapatkan yang terbaik dengan mengurus diri sendiri. Maka mereka pun mencari peluang jaminan finansial pada bisnis jaringan.

Menurut Kiyosaki, sepanjang sejarah, kebangkrutan mengikuti semua peningkatan secara pesat. Hal ini bisa menjadi berita baik bagi sebagain orang sekaligus berita buruk bagi sebagian orang lainnya. Namun, bagi bisnis pemasaran jaringan, dunia adalah wilayah kita. Jika kita memiliki bisnis pemasaran jaringan internasiona, dengan peningkatan pesat ekonomi. Itulah beberapa alasan, mengapa Kiyosaki melihat MASA DEPAN industri pemasaran jaringan semakin cerah.

Kesimpulan : Mengapa bisnis pemasaran jaringan lebih unggul?

@ Sistem bisnis pemasaran jaringan adalah PIRAMIDA TERBALIK, yang puncaknya terbuka bagi siapa saja.
@ Bisnis pemasaran jaringan membuat orang berada pada kuadran B (business owner) kuadran tempat orang-orang ultrakaya sekaligus juga berada pada kuadran E (employee).
@ Rancangan pendidikan pada bisnis pemasaran jaringan bagus untuk membangun karakter dan kecerdasan emosional seseorang, sekaligus juga keahlian bisnis mereka.
@ Bisnis pemasaran jaringan mendidik orang yang bergabung di dalamnya menjadi seorang pemimpin.
@ Anda didampingi mentor yang akan selalu membimbing Anda, sehingga Anda tidak akan pernah merasa sendirian dalam menjalankan bisnis ini.
@ Investasi dan resiko bisnis pemasaran jaringan LEBIH KECIL dibandingkan membangun bisnis korporat tradisional.
@ Semakin Anda membantu diri sendiri dan membantu orang lain dalam bisnis pemasaran jaringan, maka Anda akan semakin bertambah kaya.
@ Kekuatan dan nilai bisnis jaringan selaras dengan DERET UKUR dan hukum Metcalf : Nilai ekonomis sebuah jaringan = (jumlah pengguna)2.
@ Era Industri sudah berlalu dan aturan dunia sudah berubah. Di Era Informasi ini, bagi bisnis pemasaran jaringan internasional, kebangkrutan bisa menjadi berita baik sebagaimana halnya peningkatan pesat ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas, kami menawarkan kepada Anda sebuah bisnis jaringan berbentuk PIRAMIDA TERBALIK yang memberikan kesempatan pada anggotanya untuk menjadi sukses.
Melalui PT. Duta Future Internasional sebagai perusahaan yang memberikan Hak Usaha bagi anggotanya untuk menjalankan bisnis dan mengembangkan jaringan ini agar dapat mencapai kesuksesan secara finansial seperti mereka yang telah sukses.

artikel yang berhubungan :

Miliki Passive Income
Baca selengkapnya...

Sabtu, 06 Maret 2010

Proposal Team Kerja Reuni

REUNI ALUMNI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4
MAGELANG
Perihal : Proposal Pengadaan Acara Reuni

I. Pendahuluan


Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Magelang (SMP Negeri 4 Magelang) sejak terbentuk hingga saat ini di tahun 2010 telah menghasilkan generasi muda dengan intelektual yang memuaskan. Ini membuktikan keberadaan dan keikutsertaan SMP Negeri 4 Magelang dalam proses mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara melalui generasi muda Indonesia sebagai penerus kehidupan bangsa. Saat ini sekolah ini telah membuktikan akredibilitasnya dengan menjadi salah satu SEKOLAH STANDAR NASIONAL.

Sehubungan dengan banyaknya lulusan SMP Negeri 4 Magelang (Alumni) yang telah tersebar di beberapa wilayah maka dari segelintir alumni sekolah tercinta ini membentuk satu kepengurusan yang kami namakan TEAM KERJA REUNI. Pengambilan kata TEAM bertujuan untuk menunjukkan suatu ikatan kebersamaan yang kompak dan berkesinambungan. Team menyadari dengan perkembangan telekomunikasi saat ini terutama internet yang telah memperkenalkan jejaring sosial dan telah mempertemukan beberapa rekan berada di dalamnya maka team berusaha untuk mengadakan suatu acara pertemuan (REUNI) bagi alumni untuk menguatkan persahabatan yang sudah bertahun-tahun terjalin. Kami alumni angkatan 94 akan berusaha untuk mewujudkan acara ini.

Melalui pertemuan ini diharapkan menjadi titik awal untuk diadakannya suatu pertemuan atau reuni kembali dengan kapasitas yang lebih besar lagi dari beberapa angkatan alumni SMP Negeri 4 Magelang.

II. Tema Reuni

“ Aku rindu padamu SMP Negeri 4 Magelang “

III. Tujuan

Mempererat silaturahmi antara alumni dengan SMP Negeri 4 Magelang
Mempererat silaturahmi antar alumni
Mendapatkan informasi dari masing-masing alumni
Titik awal untuk mengadakan reuni akbar




IV. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Acara

Hari : Sabtu
Tanggal : 3 April 2010
Jam : 15.00 s/d selesai
Tempat : Aula SMP Negeri 4 Magelang

V. Susunan Acara



VI. Rencana Anggaran Biaya

1. Cetak Undangan : Rp. 50.000,-
2. Undangan Guru : Rp. 250.000,-
3. Makanan Ringan : Rp. 250.000,-
4. Makan : Rp. 1.000.000,-
5. Hiburan : Rp.

1 Tiket undangan : Rp. 30.000,-

Asumsi jumlah peserta adalah 50 orang.

VII. Team Kerja Reuni

Ketua :
Nanang Holick

Sekretaris :
Sigit Budi Setiawan

Bendahara :
Syafii Alhadzani
Handoko Setyawan

Konsumsi :
Sari Triastuti
Anelia Dhamayanti Parwinando

Humas :


Perlengkapan :






VIII. Penutup

Team Kerja Reuni mengucapkan terimakasih kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Magelang atas ijin yang telah diberikan kepada team kerja untuk melaksanakan acara reuni di lingkungan sekolah SMP Negeri 4 Magelang.
Teram Kerja Reuni mengucapkan terimakasih kepada Guru-Guru Sekolah SMP Negeri 4 Magelang atas bantuan dan kerjasama yang terjalin dalam pelaksanaan acara reuni ini.
Team Kerja Reuni mengucapkan terimakasih kepala rekan-rekan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menghadiri acara reuni ini.
Team Kerja Reuni mengharapkan terlaksananya acara ini dengan lancar dan terwujudnya tujuan dari acara reuni ini.



Sekretaris Ketua


Sigit Budi Setiawan Nanang Holick

Baca selengkapnya...

Rabu, 03 Maret 2010

90 langkah menuju musholla

oleh : nuruddin

Lelaki istimewa itu bernama Didi. Aku biasa memanggilnya pak Didi. Usianya kini sudah berkepala enam. Aku mengenal beliau sudah sekitar tiga tahun, semenjak aktif menjadi jamaah di mushola Baiturrohim. Beliau tinggal bersama keluarganya di RT 04 tak jauh dari mushola, sedang aku tinggal di RT 02. Secara pribadi, aku memang tidak tahu banyak tentang beliau, namun dimataku beliau adalah sosok yang luar biasa.

Salah satu ‘keistimewaan’nya telah memberiku semangat sekaligus menyadarkanku akan besarnya nikmat yang telah Allah berikan. Pertama, beliau ini aktif sholat berjamaah di mushola Baiturrohiim. Beliau selalu menempati tempat yang tetap, di shaft pertama ujung sebelah kiri. Kedua, beliau selalu menjadi jamaah yang pertama hadir untuk sholat Shubuh. Suara merdunyalah yang pertama kali terdengar melantunkan sholawat dari pengeras suara mushola yang terletak di sisi jalan yang memisahkan RT 02 dan RT 04 ini. Dan beliaulah yang lebih sering mengumandangkan azan subuh, baru kemudian yang lain datang, termasuk aku.
Hanya itu? Tidak! Pak Didi terasa lebih istimewa, karena beliau kini hanya memiliki empat indera.


Kecelakaan kerja beberapa tahun silam telah membuat indera penglihatan pak Didi tidak berfungsi lagi. Secara fisik, mata beliau tidak mengalami cacat, hanya saja keduanya kini sudah tidak bisa melihat sama sekali. Jika pak Didi selalu menempati tempat favoritnya di shaft pertama sebelah kiri, ini wajar sebab beliau selalu datang dari pintu sebelah kiri, kemudian menyusuri tembok dan akan berhenti ketika tangannya sudah menyentuh tembok depan. Semua jamaah mushola sudah tahu akan hal itu, dan tak pernah ada yang mencoba menempati tempat ‘ekslusif’ Pak Didi.

Saat datang untuk sholat maghrib, aku sering melihat Pak Didi diantar oleh cucu laki-laki dan sesekali oleh cucu perempuannya yang baru berusia belasan tahun. Usai sholat maghrib, pak Didi lebih sering tetap berada ditempatnya, berzikir dan mendengarkan jamaah lain mengaji. Usai sholat isya, biasanya sang istri sudah menunggu di depan pintu mushola.
Lalu, bagaimana cara beliau mendatangi mushola untuk sholat subuh ketika belum satupun jamaah lainnya hadir di mushola ini? Aku tak pernah tahu. Setiap aku tiba di mushola, beliau sudah datang lebih dulu. Justru, seringnya lantunan sholawat beliaulah yang membangunkanku. Setiap kali aku mencoba untuk datang lebih awal, selalu saja beliau sudah lebih dulu berada di dalam mushola.
Aku makin penasaran. Sampai akhirnya, suatu saat aku mendapatkan kesempatan untuk
bertanya kepada beliau, siapa yang mengantarnya ke mushola, membangunkan warga
sekitar untuk sholat shubuh berjamaah. Diantar cucunya yang masih kecil itukah, atau
diantar istrinya yang setia? Aku terkejut mendengar jawaban pak Didi.
“ Selama ini, untuk sholat subuh saya lebih sering datang ke mushola sendiri, tanpa diantar cucu atau istri. Bukannya mereka tidak mau, tapi memang mau saya begitu. Sebelum subuh, jalanan masih sepi, jadi saya tidak khawatir berpapasan dengan orang-orang yang lalu lalang”
“ Pak Didi tidak takut nabrak, terpeleset atau……..maaf, nyasar misalnya?” dengan hati-hati aku bertanya, takut beliau tersinggung.
“ Insha Allah tidak. Saya sudah mempunyai hitungan sendiri “ beliau menjawab dengan tenang, tanpa menunjukan rasa tersinggung sedikitpun atas pertanyaanku.
“ Maksudnya, hitungan bagaimana Pak?” aku makin penasaran.
Kemudian dengan gamblang beliau menjelaskan ‘rumus’ yang dimilikinya untuk bisa sampai ke mushola ini tanpa nabrak ataupun khawatir terpeleset kedalam selokan yang berada di sisi jalan. Dengan bantuan tongkat kecilnya, beliau berangkat dari rumah sendiri ketika orang-orang ( termasuk aku ) masih lelap dalam tidur. Beliau berjalan dengan mengandalkan ingatan mengenai jalan menuju mushola. ( Kebutaan yang dialami pak Didi memang bukan sejak lahir, tapi karena kecelakaan, jadi beliau masih memiliki gambaran tentang jalan dan juga rumah-rumah yang ada disepanjang jalan menuju mushola.).

Pertama, beliau keluar rumah dan berjalan lurus kurang lebih 10 langkah. Sampai di jalan kecil ber-konblok, beliau belok kiri dan melangkah sekitar 15 langkah. Dengan bantuan tongkatnya, beliau akan memastikan tembok rumah tetangganya, dimana dia harus belok kanan dan melangkah lagi sekitar 10 langkah. Saat berada di jalan ini, tangan kiri beliau akan meraba tembok rumah tersebut, hingga sampai di ujung.
Kemudian beliau akan belok kiri dan berjalan lurus kurang lebih 28 langkah. Setelah itu beliau akan berbelok kearah kanan, maju 10 langkah dan mencoba memastikan keberadaan tembok mushola dengan tongkat kecilnya. Setelah berhasil menemukan tembok mushola, beliau kemudian akan terus maju hingga kurang lebih 17 langkah sampai beliau bisa menyentuh pintu mushola.

Begitulah, setiap pagi disaat orang-orang masih banyak yang terlelap, pak Didi sudah lebih dulu datang ke mushola dengan ‘meraba’ jalanan yang gelap. Gelap, benar-benar gelap, bukan karena tak ada lampu tapi karena beliau sudah tak bisa menangkap apapun dengan indera penglihatannya. Aku sering mendapati buktinya. Ketika tiba di mushola, keadaan masih gelap, tak ada lampu yang menyala, padahal pak Didi sudah berada di dalamnya melantunkan sholawat atau mengumandangkan azan. Dan jika ia mampu menggunakan pengeras suara untuk membangunkan warga dengan sholawat dan azan, itu juga ia lakukan dengan cara meraba. Subhanallah!

Aku tertegun mendengar cerita pak Didi. Aku merasa malu, malu dengan diriku sendiri,. Allah telah memberiku anugerah yang sangat besar. Kelima inderaku semua berfungsi dengan sempurna, namun sering kuanggap biasa-biasa saja. Syukur itu seringkali hanya menjadi ucapan bibir semata. Sementara pak Didi, istiqomah mendatangi jamaah sholat shubuh dengan susah payah, bahkan selalu hadir lebih awal, dalam kegelapan yang sebenarnya. Pak Didi mampu mewujudkan syukur itu dalam tindakan nyata. Kebutaan, kegelapan yang kini beliau rasakan, mampu beliau terima sebagai sebuah kenikmatan.

Terima kasih pak Didi. Kisahmu membukakan pintu hidayah bagiku. Ceritamu memberikan
semangat untuk selalu datang ke mushola, sholat berjamaah meskipun aku belum bisa
mengalahkanmu, karena engkau selalu datang lebih dulu.


*eramuslim*
Baca selengkapnya...

Andai Dosa Itu

Penulis : Meralda Nindyasti

Jiwaku hening sebagaimana langit menyelimuti malam kelam. Tiba-tiba saja aku merasa ingin disapa oleh Allah. Ya, aku ingin Allah mengajakku khusyuk menyelami makna kehidupan pemberianNya, sebagaimana Allah izinkan aku menjadi manusia yang percaya akan keesaanNya.

Masih malam ini, saat ku sedikit jenuh oleh materi kuliah Anatomi-4 yang sedang kubaca sejak 2,5 jam lalu. Tiba-tiba saja, aku merindu, aku menginginkan jiwa ini tersentuh oleh sapaan cintaNya. Aku ingin kembali berhikmah, agar hidupku ini tidak terkesan terjarah. Tepatnya terjarah oleh apa-apa yang terlewat untuk dimaknai.


Sempat 15 menit kemudian, pikiran ini melayang. Tatapan mata ini kosong. Nasyid yang biasa menemani waktu belajarku, seakan tak mampu lagi kudengar. Jendela terbuka, desir angin malam yang biasa menyentuh dinding kamar, seakan tak mampu lagi kurasakan. Entahlah, entah ke mana aku saat itu..

Dan jiwaku kembali terjaga oleh hentakan langit melalui petirnya. Hujan mengguyur bumi Malang. Dingin yang terasa, menyentuh kuat jari-jemariku. Tapi tetap, tak mampu merubah keheningan hatiku. Aku kembali merindu. Hingga percikan air wudhu menjadi pelarianku.


Astaghfirullah...!!


Bagaimana bisa aku tak sadarkan diri di kamar mandi. Tepatnya setelah tangkai shower mengenai kepalaku dari arah belakang dan aku terpeleset menatap water closet. Entah berapa lama aku terdiam tak berdaya di ruang sempit itu. Aku, aku tak ingat apa-apa lagi.

Teman kostku tak ada yang tahu. Mungkin karena memang saat itu sudah tengah malam.
Seingatku, sudah pukul 01.30.

Sekali lagi, entah telah berapa lama aku sendiri dalam ketidaksadaran tubuhku.

***
Seketika itu juga, aku mendengar ada suara menggelegar yang membuatku ketakutan. Aku tak yakin itu suara alam. Tapi yang sanggup kupastikan, di ujung sana, ada lelaki tua yang duduk sendirian. Aku berlari menghampirinya, berharap dari dialah aku mengetahui sesuatu
yang jauh lebih pasti dari apa yang kualami saat ini. Saat ku mendekat, lelaki tua itu beranjak, dan mundur dengan beberapa langkah kecil, menjauhiku.

Aneh! Aku ingin bertanya. Tapi, tapi aku tak sanggup berkata apa-apa!
Bibir ini kelu untuk berucap. Aku merasa tak bisa memerintah tubuhku. Aku kembali mendekatinya, tetapi lelaki tua itu menjauh lagi. Hingga terulang 3 kali. Tiba-tiba, lelaki tua itu menggerakkan tangannya, terkesan mengatakan, "Jangan, jangan dekati aku lagi!"

Tidak, aku tetap masih ingin mendekatinya, tentu dengan tatapan penuh tanda tanya. Tapi kemudian, ucapan dari bibirnyalah yang membuatku berhenti melangkah, "Andai dosa itu mengeluarkan bau busuk, niscaya tak ada seorang pun yang betah duduk di sampingku."

Dug!


Tidaaak...!!! Aku... Aku tak mau mendekatinya lagi! Dengan mempercayai perkataannya, bukan berarti aku yang yang tak betah berada di sampingnya. Tapi... Tapi, mungkin lelaki tua itulah yang tak betah kudekati. Mungkin... Mungkin sebenarnya, akulah yang mengeluarkan bau busuk itu.

***
Kepalaku pusing. Aku tersadarkan diri dengan kemampuan yang minim. Bajuku basah oleh campuran air dan darah. Perutku mual mencium bau amis darah. Seakan mataku berputar melihat di mana-mana warna merah darah. Aku, tak sanggup apa-apa lagi. Berdiri, ku terjatuh. Aku hanya bisa merangkak untuk mendekati kamar. Jauh, kamarku masih jauh di ujung sana. Jauh.

Kubuka pintu itu.

Rabb, apa yang terjadi?


Daya ingatku mengacak. Kuraih beberapa gelas air minum untuk menenangkan debar
jantungku. Astaghfirullah... Astaghfirullah... Astaghfirullah...!!!


Sedikit kekuatan membuatku sanggup bersujud. Aku menangis. Beristighfar atas apa yang baru saja kualami. Terlebih ucapan lelaki tua itu.


"Andai dosa itu..." Kuingat dan kucoba mengulang. Tapi aku tak sanggup!
Aku takut melengkapi kalimat itu. Karena aku tak ingin Allah menghendakinya.


Cukup, Rabb. Cukup.


Engkaulah yang sebenar-benarnya mengetahui perhitungan dosaku. Engkau Sang pemilik kehidupan. Mencabut apa-apa yang menjadi hakMu.


Demi dzat yang Maha Menyaksikan... Kau mendapatiku seorang yang berlumur dosa, lalu Kau menutupi aib-aibku dan mengampuniku atas taubatku. Kau mendapati aku sebagai hamba yang berkekurangan, lalu Kau–lah yang mencukupkan. Telah Kau dapati hidupku dalam kesempitan, lalu Kau lapangkan dan membaikkan segala urusan.

Demi dzat yang Maha Pengasih lagi Penyayang... Telah Kau sempurnakan usiaku. Telah Kau izinkan nikmat iman menghiasi qalbuku. Dan telah Kau ringankan beban yang ada di pundakku.


Duhai dzat yang berkehendak atas hidup dan matiku... Mengapa aku belum memperlakukanMu sesuai dengan jumlah nikmat yang telah Kau beri padaku? Bahkan, aku masih belum memperlakukanMu sesuai dengan banyaknya kehendak Engkau menutupi aib-aibku.


Rabb, bukan aku tak mampu!! Tapi mungkin, aku yang belum mau. Tapi mengapa, Rabb?
Mengapa aku seperti ini?

Duhai dzat yang berkehendak atas hati dan pikiranku... Mengapa aku belum jua memperlakukanMu karena rasa maluku padaMu? Bahkan, aku masih belum memperlakukanMu karena mengharap pahala dariMu.

Aku ragu, apa aku yang tak mau atau justru hatiku yang telah membeku? Tapi, tapi
mengapa aku masih seperti ini, Rabb?


"Andai dosa itu mengeluarkan bau busuk..." Kuulangi. Kuulangi kalimat itu. Masih, masih dengan kekhawatiran untuk melengkapi kalimat itu seutuhnya.


Segala puji bagi dzat yang menggenggam langit dan bumi... Adakah yang sanggup mengembalikan, jikalau penglihatan, pendengaran, dan hati telah tercabut sesuai kehendakMu? Adakah yang sanggup menghentikan, kala bumi bergoncang dan manusia lari ketakutan, hingga banyak jiwa melayang dalam berbagai tingkat ketaqwaan? Adakah yang sanggup mengelak, kala tak ada lagi pagi yang menyingsing menjadi malam? Adakah yang sanggup bertahan, kala pertolongan tak jua Engkau datangkan? Adakah yang sanggup menyembuyikan, jika Engkau saja mengetahui sebutir biji yang jatuh dalam kegelapan dan sehelai daun yang berguguran?

Segala puji bagi dzat yang berkuasa atas segala apa yang diciptakanNya.
Adakah pakaian kesombonganMu yang masih pantas kucuri dan kukenakan lagi? Adakah yang masih sanggup kubanggakan lagi dari seonggok daging berjalan dengan jiwa yang masih Kau kehendaki untuk hidup ini? Adakah yang masih bisa kuacuhkan dari sekecil apa pun peringatanMu? Dan adakah akalku masih sanggup mengimajinasikan sedahsyat apa hari pembalasanMu?


Duhai, Rabbku. Selemah-lemahnya iman yang masih meliputi qalbuku, setidaknya, tetap izinkanlah aku merasakan nikmatnya memperlakukanMu karena rasa takutku akan siksa akhirMu.


Ampuni hamba, ya Rabb.


Dan, sajadah pun basah dengan tetesan air mata di penghujung malam itu.

*kotasantri*
Baca selengkapnya...

2,3 atau 3,2 milyar?

… dan Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu (QS. 4:113)

Saya mengenal sosok Syafe'I adalah seorang yang rajin beribadah. Di sebuah masjid perkantoran di bilangan Jendral Sudirman Jakarta di mana saya sering bersilaturahmi. Kerap saya dapati Syafe'I selalu pada shaf pertama setiap kali shalat berjamaah dilangsungkan. Dia adalah seorang muslim yang taat, setidaknya itulah sosok yang saya kenal dari diri Syafe'i.


Syafe'I adalah seorang driver yang bekerja lebih dari 20 tahun membawa mobil seorang direktur utama sebuah perusahaan sekuritas di Jakarta. Hal yang membuat Syafe'I disukai dalam tugasnya ini antara lain karena sifatnya yang jujur, tidak banyak bicara dan loyal terhadap majikan. Amat sulit rasanya di zaman sekarang ini mencari seorang pegawai seperti Syafe'I yang setia mengemban tugas yang sama lebih dari 20 tahun. Hal yang menarik dari diri Syafe'I pun adalah sifat qanaah yang dimilikinya. Gak ngoyo, selalu merasa puas dengan anugerah yang Allah berikan untuk dirinya dan keluarga.

Inilah manusia yang kaya pada hakikatnya. Ia senantiasa merasa cukup atas karunia Allah Swt. Tidak berharap lebih dari apa yang diberikan.

Pagi itu Syafe'I hendak berangkat menuju rumah majikannya. Sebelum meninggalkan rumah, Syafe'I dilepas dengan sebuah keluhan yang meluncur dari mulut istrinya perihal biaya pendaftaran kuliah anak mereka sebesar Rp 8 juta. Sang istri meminta Syafe'I untuk mencari dana sebesar itu, paling tidak dengan cara meminjamnya terlebih dahulu. Kemudian akan dicicil dari penghasilan bulanan mereka yang pas-pasan.

"Pak, tolong pinjam dulu kepada majikanmu dana untuk anak kita kuliah!" pinta istri Syafe'i. Namun Syafe'I tidak berkata sepatah pun menanggapi usulan istrinya. Ia sadar bahwa dana sebesar itu baginya akan membuat sulit hidup demi mengangsur cicilan. Apalagi bila dana itu dipinjam dari bossnya, pasti akan membuat hubungan menjadi tidak enak.

Syafe'I lebih memilih mengadukan urusannya ini kepada Tuhan manusia, daripada harus diceritakan kepada sesama.

***

Mulai sejak itu, banyak doa yang dipanjatkan Syafe'I kepada Allah Swt karena hajat anaknya yang ingin kuliah. Rupanya kepasrahan diri kepada Allah SWT menyelesaikan semua masalah.

"Tidak ada masalah yang besar, semuanya kecil di mata Allah!" gumam Syafe'I membesarkan hati.

Adegan pagi itu sama seperti hari-hari sebelumnya dalam karir Syafe'i. Ia tengah memegang kemudi mobil membawa majikannya ke kantor. Namun tiba-tiba pintu ijabah dan keberkahan Allah Swt mulai terbuka untuknya. Sang majikan tanpa angin tanpa hujan membuka bicara, "Syafe'I, nanti kalau sudah sampai ke kantor segera kamu ke divisi General Affair (bagian umum) ya…! Tanya sama mereka vendor dekorasi mana yang terbaik menurut mereka! Saya mau renovasi rumah yang di Kebayoran. Bila bagian GA sudah kasih nama vendornya, segera kontak mereka dan ajak untuk lihat rumah. Saya minta vendor itu untuk ajukan biaya renovasinya. Kalau sudah direnovasi saya mau jual rumah itu. Kamu paham gak…?" tanya sang majikan.

"Saya paham, Pak!" sahut Syafe'I sigap.

Syafei menuruti perintah atasannya. Vendor ia kontak dan diajaknya untuk melihat rumah majikan yang ada di bilangan Kebayoran. Usai melihat, mengukur dan meninjau rumah, vendor itu berjanji akan mengajukan penawaran biaya renovasi dalam beberapa hari. Dan betul seperti yang dijanjikan, akhirnya pengajuan renovasi rumah itu mereka buat dan dititip ke Syafei.

***

"Boss, ini pengajuan renovasi rumah Kebayoran dari vendor kemarin…" kata Syafe'I kepada majikannya sebelum masuk ke dalam mobil. Majikannya membaca pengajuan anggaran renovasi di atas mobil. Baru beberapa menit membaca, sang majikan langsung berkomentar, "Kok mahal sekali ya…, masa hanya renovasi rumah begitu saja sampai menghabiskan dana lebih dari Rp 200 juta!"

Mendengarnya Syafei menimpal, "Wah mahal betul ya boss…! Kalau boss gak setuju dengan penawaran vendor itu, saya punya teman pemborong yang kerjaannya bagus. Insya Allah harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari vendor tadi. Kalo boss masih ragu, semua material boss yang beli, nanti tinggal bayar jasa pengerjaannya saja" jelas Syafei.

Sang majikan sudah kenal betul sifat dan watak Syafei. 20 tahun bekerja adalah bukti kejujuran dan loyalitas yang sudah tidak lagi diragukan. Tanpa banyak komentar sang majikan meminta Syafei mengajak temannya yang pemborong itu untuk merenovasi rumah. Benar saja…, renovasi rumah lewat pemborong teman akrab Syafei hanya memakan dana Rp 60 juta!

Sang majikan senang, karena supirnya telah membuat efisiensi pengeluaran tidak kurang dari 140 juta rupiah.

Kesenangan majikan itu terus berlanjut yang kemudian mempercayakan Syafei untuk menjual langsung rumah yang baru direnovasi tadi.

Dalam perjalanan di atas mobil menuju kantor sang majikan berkata kepada Syafei, "Usai ngantar saya, tolong kamu pergi ke biro iklan. Pasang iklan untuk menjual rumah Kebayoran itu di media-media cetak. Kamu khan sudah tahu semua spesifikasi rumah... Kontak person di iklan itu kamu saja Syafei! Terus jangan lupa untuk cantumkan harga penjualan sebesar 2,3 milyar!!!" jelas sang majikan kepada Syafei.

Syafei mengiyakan semua tutur majikannya. Seperti yang diminta beliau, usai mengantar ke kantor Syafei pun pergi ke biro iklan.

Syafei tengah mengisi semua formulir yang perlu diisi di biro iklan. Dalam lembar formulir itu, ia sebutkan semua spesifikasi rumah majikannya berikut seluruh fasilitasnya. Tak lupa ia cantumkan nama dan nomer kontaknya sebagai contact person. Usai mengisi formulir iklan itu, maka lembar itu ia serahkan kepada petugas biro iklan. Petugas itu membacanya dan sejurus kemudian petugas itu melemparkan sebuah tanya kepada Syafei, "Pak harga jualnya mau dicantumkan gak?" "Oh iya, tolong cantumkan Mbak...!" sahut Syafei. "Berapa harga yang diminta?" kejar sang petugas. Tiba-tiba saja Syafei memegang keningnya dengan telapak tangan, tidak hanya itu dia mengusap-usap rambut kepala bagian belakang seperti orang kepusingan. "Celaka, aku lupa berapa harga yang diminta majikan...! 2,3 M atau 3,2 M ya?!" gumamnya.

Terus terang Syafei malu untuk menanyakan hal itu kepada majikannya. Nanti disangka ia teledor dalam bekerja. Lama Syafei mengambil keputusan. Bahkan ia perlu keluar dari kantor biro iklan itu hanya untuk mondar-mandir memutuskan antara 2,3 atau 3,2 angka yang hendak dicantumkan.

Setelah beberapa lama menimbang dan berdoa, tiba-tiba Allah Swt memberi ketenangan di hati Syafei untuk mengambil sebuah keputusan. "Aha... pasti 3,2 milyar!!! Lebih bagus 3,2 milyar dicantumkan daripada 2,3. Sebab kalau betul angka yang diminta majikan adalah 3,2 M sedangkan yang saya cantumkan 2,3 M maka pasti tekor 900 juta. Siapa yang mau nombokin...?!" gumam Syafei.

Syafei pun masuk kembali ke kantor biro iklan sambil berujar, "Mbak, tolong cantumin harga jualnya sebesar 3,2 milyar!"

Usai membayar dan menerima struk iklan, Syafei pun kembali ke tempat kerja majikannya.

Keesokannya iklan tayang. Tak seperti diduga, 4 perusahaan mengontak Syafei di hari itu tanda berminat, dan yang paling hebat penawarannya adalah PT Djarum yang menyatakan minatnya tanpa menawar sedikitpun.

Tentu saja ini adalah kabar gembira dari Syafei untuk majikannya.

***

"Hari ini boss ada waktu gak ke notaris?! Alhamdulillah rumah di Kebayoran ada yang berminat. PT Djarum mau ambil rumah itu, hebatnya mereka gak pake nawar lagi" kalimat Syafei membuka pembicaraan di atas mobil.

Sang majikan surprised mendengarnya, kemudian beliau bertanya kepada Syafei "Memangnya berapa harga yang kamu tawarkan ke mereka?"

"Saya cuma kasih harga ke mereka seperti yang boss minta!" jelas Syafei

"Iya, saya tahu tapi berapa harga yang kamu lepas, Syafei?!" tanya sang majikan sekali lagi.

"Mereka saya tawarin harga 3,2 milyar!" imbuh Syafei

Degg...!, sang majikan kaget mendengar harga yang ditawarkan Syafei kepada pembeli. Padahal kemarin harga yang dia minta hanya 2,3 milyar bukannya 3,2 milyar. Seolah gak percaya, sang majikan menyediakan waktu untuk bertemu calon pembeli di notaris hari itu.

Betul saja, rumah itu laku terjual dengan nilai 3,2 milyar rupiah.

Subhanallah..., Syafei sudah memberi keuntungan kepada majikannya sebanyak Rp 900 juta!!! Belum lagi efisiensi biaya renovasi rumah yang tidak kurang dari 140 juta rupiah.

Sang majikan mengulum senyum tanda puas atas dedikasi Syafei. Usai dari kantor notaris, di atas mobil sang majikan berkata, "Nanti sampai di kantor bilang kepada sekretaris saya bahwa kamu disuruh saya untuk buat paspor ya! Gak usah pake nanya macam-macam, pokoknya kamu bikin paspor Syafei!" tegas majikannya.

Syafei hanya menuruti perintah majikannya. Belakangan ia tahu bahwa ia mau diajak umrah sama majikannya sebagai syukuran atas penjualan rumah. Syafei mensyukuri karunia Allah Swt yang tak terduga ini.

***

Beberapa hari lagi menjelang umrah, sang majikan berkata kepada Syafei dalam perjalanan pulang menuju rumah majikannya "Syafei, kita khan mau pergi ibadah umrah meninggalkan keluarga. Pantang bagi kita orang laki, kalau pergi jauh ninggalin rumah tapi gak nyisain bekal yang cukup buat keluarga yang ditinggal. Ini kebetulan ada rezeki. Jangan dilihat besar-kecilnya. Salam saya buat istri dan anak-anakmu!" Syafei menerima sebuah amplop putih cukup tebal dari majikannya. Ia berucap hamdalah dan berterima kasih atas pemberian itu. Usai mengantar majikan pulang, Syafei pun kembali pulang menuju rumahnya.

Ia sampai di rumah. Dan amplop putih titipan majikan ia berikan kepada istrinya. Betapa terkejut sang istri begitu menghitung uang yang diberikan. Jumlah yang cukup banyak untuk sebuah keluarga supir seperti Syafei. Uang yang berada di amplop tersebut ternyata berjumlah 8 juta rupiah!!!

Subhanallah...., angka tersebut rupanya sama seperti kebutuhan keluarga Syafei untuk biaya daftar anaknya kuliah. Namun yang lebih hebatnya lagi, rupanya Allah Swt malah mengundang Syafei untuk berangkat umrah menuju rumahNya lewat cara yang tidak pernah ia duga.

***

Sungguh Allah maha tahu kebutuhan hamba-Nya, bahkan seringkali anugerahNya jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan!

Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS. 3:171)

Salam,

Bobby H
Baca selengkapnya...

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

internet marketing

PocketFavorite.com

Link2Communion.com